SUARANUSRA.COM – Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Kecamatan Jerowaru menyatakan kekecewaan dan ketidakpuasan mereka terhadap Bank NTB Syariah Cabang Lombok Timur.
Hal ini menyusul audiensi yang digelar Senin (24/11) yang gagal memberikan kejelasan mengenai jumlah dan arah penyaluran dana Corporate Social Responsibility (CSR) bank tersebut.
Ketua PPDI Jerowaru, Syabanul Amin, atau yang akrab disapa Amenk, mengungkapkan kekecewaannya. Ia menilai pihak bank, dalam hal ini Pimpinan Cabang (Pincab), tidak mampu memenuhi tuntutan keterbukaan informasi yang diajukan oleh PPDI.
"Pincab itu bilang tidak tahu jumlah dana CSR dan dia bilang kalau dana untuk yang diperuntukkan untuk kegiatan sosial tidak boleh diketahui oleh publik dan hanya boleh diketahui oleh dapur perusahaan sendiri," ujar Amenk kepada media usai audiensi.
Menurut Amenk, pernyataan Pincab Bank NTB Syariah Lombok Timur tersebut dinilai sangat mengkhawatirkan. Ia menambahkan bahwa dalam pertemuan tersebut, Pincab dengan santai mengaku tidak mengetahui secara detail regulasi yang mengatur tentang CSR, baik undang-undang, peraturan pemerintah, maupun peraturan daerah.
"Pincab Bank NTB Syariah Lombok Timur mengatakan setiap tahun tetap menggunakan dana CSR dan dana untuk peruntukan sosial lainnya. Jadi mustahil seorang Pincab Bank tidak mengetahui jumlah anggaran CSR dan kemana arah peruntukannya," tegas Amenk.
Amenk menyayangkan sikap yang ditunjukkan oleh pimpinan bank tersebut. Ia menegaskan bahwa ketidaktahuan Pincab terhadap anggaran dan penyaluran CSR merupakan suatu kejanggalan yang serius.
Atas dasar ketidakpuasan dan ditemukannya berbagai kejanggalan tersebut, PPDI Jerowaru mengambil langkah tegas.
"Jadi kami di PPDI Jerowaru akan masukkan gugatan ke Komisi Informasi Provinsi NTB atas ketidakterbukaannya pimpinan cabang Bank NTB Syariah Lombok Timur terkait keterbukaan informasi publik atas Dana CSR," pungkas Amenk.
Sementara itu, upaya untuk mendapatkan konfirmasi dari pihak Bank NTB Syariah Lombok Timur tidak membuahkan hasil. Staf yang ditemui wartawan enggan memberikan jawaban dan berdalih tentang kebijakan satu pintu komunikasi. Pimpinan cabang sendiri disebutkan enggan bertemu dengan alasan kesibukan dan sedang ada tamu. (SN/05)

Comments