![]() |
Anggota Komisi II DPRD Lombok Timur dari Fraksi PKB, Dedi Akwarizal Febriyanto (foto/istimewa) |
SUARANUSRA.COM - Anggota DPRD Lombok Timur, Dedi Akwarizal Febriyanto angkat suara soal viralnya tiga siswi SMPN 1 Terara yang melontarkan kritik atas menu makan bergizi gratis (MBG) dengan bahasa tidak pantas.
Politisi PKB asal Desa Terara itu mengecam keras sikap masyarakat atau warga jagat maya (netizen) yang melontarkan cibiran, makian bahkan tindakan perundungan (bullying, red) kepada tiga siswi tersebut.
"Mungkin tindakan adik-adik kita itu keliru, tapi tidak boleh kita semua membully, apalagi menghakimi mereka. Anak itu adalah pelajar, masih remaja yang harus dibina untuk lebih baik, jangan sampai psikologisnya terganggu, masa depannya masih panjang," katanya. Jumat (10/10/2025)
Masih lanjut anggota Komisi II yang membidangi sektor pendidikan itu, seyogyanya semua pihak harus jernih dan menyikapi persoalan itu pada substansi kritik yang dilontarkan anak tersebut. Yakni soal menu MBG yang kiranya harus dibenahi dan dievaluasi oleh pengelola SPPG yang mendistribusi MBG ke sekolah itu.
"Bijaknya kita ke substansi kritik yang dilontarkan adik-adik kita ini, yakni soal menu MBG yang dikira kurang bagus. Harusnya itu yang jadi fokus kita, daripada membully anak yang masih labil dan butuh bimbingan untuk lebih baik guna menatap masa depannya," ujarnya.
Dirinya pun meminta Dinas Dikbud Lombok Timur, khususnya Kepala SMPN 1 Terara untuk memberikan perhatian khusus pada tiga siswi yang viral tersebut. Jangan sampai mereka tertekan secara psikologi, terlebih lagi hingga malu keluar rumah dan putus sekolah.
"Pihak sekolah, keluarga dan masyarakat harus menciptakan suasana yang guyub atas masalah ini. Jangan gara-gara dibully, anak kita ini malu untuk keluar dan malu untuk sekolah. Mari kita jadikan kejadian ini sebagai pembelajaran kita bersama," tandasnya.
Sebelumnya, Unit perlindungan perempuan dan anak (PPA) Lombok Timur menegaskan akan memberikan pendampingan psikologi terhadap Siswi SMPN 1 Terara yang video viral lantaran mengejek menu MBG sambil berkata kasar dan tidak pantas saat hendak menyantap menu MBG yang dibagikan pada Kamis (09/10) kemarin.
Kepala Unit PPA Lombok Timur, Juliyani menyampaikan akibat viralnya video tersebut membuat psikologi ketiga anak menjadi terganggu. Sehingga pihaknya kan membiarkan pendampingan sampai betul-betul membaik.
Untuk sanksi, merupakan wewenang dari sekolah. Namun ia berharap agar tidak memberikan sanksi berupa kekerasan dan tidak mengeluarkan anak dasi sekolah.
"Karena itu adalah hak dari anak-anak untuk mendapatkan pendidikan. Apa lagi ketiga anak ini merupakan korban broken home," katanya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 1 Terara, Muhammad Zaini menyatakan akan melaporkan penyebar video tiga siswinya yang mengejek dan berkata kasar saat menikmati MBG.
Sebab Vidio tersebut disebarkan oleh orang lain bukan anak-anak tersebut, sehingga menjadi viral di media sosial dan mencoreng nama baik sekolah.
"Kami akan laporkan penyebar video yang memuat tiga siswi kami, karena video itu disebar oleh orang lain, bukan siswi kami," ungkapnya. (SN/01)
Comments