![]() |
Anggota Komisi II DPRD Lombok Timur dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dedy Akwarizal (foto/istimewa) |
SUARANUSRA.COM – Seorang warga bernama Sukmin (64) dari Gubuk Temusik, Desa Montong Betok, Lombok Timur, meninggal dunia dalam perjalanan ke Rumah Sakit Anggoro Terara pada Senin siang (08/09) lalu.
Keluarga menuding hal ini akibat pelayanan yang kurang baik dari Puskesmas Montong Gading, khususnya karena diduga tidak meminjamkan ambulance untuk membawa pasien dalam kondisi kritis.
Akibat kejadian ini, keluarga pasien sempat berunjuk rasa dan menyatakan kekecewaannya di Puskesmas setempat. Mereka tidak menerima perlakuan oknum petugas puskesmas yang dinilai lamban dalam memberikan pertolongan.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi II DPRD Lombok Timur dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dedy Akwarizal, mendesak Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lotim untuk segera menyikapi kasus ini.
Dedi Botax sapaan karibnya menegaskan bahwa insiden ini harus menjadi bahan pembelajaran bagi jajaran Dinkes.
“Kami selalu ingatkan agar terus tingkatkan kualitas pelayanan, memperbaiki kualitas pelayanan di puskesmas maupun di rumah sakit,” ungkap Dedy. Rabu (10/09/2025)
Dedy menambahkan bahwa pasien dengan riwayat penyakit jantung seperti Sukmin seharusnya mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
Pemeriksaan EKG atau rekam jantung yang telah dilakukan seharusnya menjadi dasar bagi petugas untuk mengambil tindakan segera.
“Pasien dengan kasus seperti ini tidak ada alasan untuk tidak ditangani cepat. Karena kalau sudah urusannya dengan jantung tentu nafasnya pasti akan terganggu,” tegas legislator dari Dapil Lombok Timur 3 itu.
Ia juga menekankan bahwa tidak boleh ada penolakan terhadap pasien dengan alasan apapun. “Layani pasiennya, edukasi pasiennya dan jelaskan dengan baik setelah dilayani atau ditangani,” imbaunya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Lotim, H. Fathurrahman yang dihubungi terpisah mengaku telah menerima laporan tentang kejadian tersebut.
“Kita sudah turunkan tim ke lapangan untuk memperjelas masalah itu,” tegasnya.
Lebih jauh, dia menyatakan bahwa pihaknya terus mengingatkan seluruh petugas puskesmas untuk selalu ramah dan memberikan pelayanan terbaik.
Pada pemberitaan sebelumnya, Kepala Puskesmas Montong Betok, Syaiful Idris, telah memberikan klarifikasi. Menurutnya, kejadian ini bermula dari miskomunikasi dan kesalahpahaman antara perawat dengan pihak keluarga yang sedang dalam kondisi panik.
“Namanya juga keluarga dalam kondisi panik, jadi terjadi salah paham. Padahal kami sudah melakukan prosedur sesuai aturan,” ucap Syaiful (09/09) kemarin.
Ia membantah tudingan bahwa puskesmas tidak memberikan pelayanan. Syaiful menjelaskan bahwa pada saat yang bersamaan, terdapat pasien lain, yaitu seorang ibu hamil, yang juga membutuhkan rujukan dan ambulance.
“Kebetulan saat itu ada pasien lain, seorang ibu hamil yang harus dirujuk. Jadi waktunya berbarengan,” jelasnya.
Syaiful juga menepis kabar bahwa tidak ada dokter yang bertugas. Ia menegaskan bahwa ada empat dokter di puskesmasnya dan salah satunya telah memeriksa Sukmin, termasuk melakukan pemeriksaan EKG.
Ia mengakui bahwa ruang UGD dengan lima tempat tidur dan ruang perawatan saat itu dalam kondisi penuh. Oleh karena itu, pihak puskesmas menyarankan untuk segera dirujuk ke rumah sakit, dan surat rujukan pun telah disiapkan.
Meskipun mengklaim telah menjalankan prosedur, pihak Puskesmas telah meminta maaf secara langsung kepada keluarga almarhum. “Kami sudah menyampaikan permohonan maaf kepada pihak keluarga dan sejak tadi malam kami juga ikut hadir di rumah duka,” pungkas Syaiful. (SN/01)
Comments