Terlihat salah seorang siswi SMK Karya Husada masih dirawat di Puskesmas Selong karena diduga keracunan menu makan bergizi gratis yang disantapnya (foto/istimewa)


SUARANUSRA.COM – Seorang siswi SMK Kesehatan Karya Husada Rakam, Lombok Timur, hingga hari kedua masih menjalani perawatan di Puskesmas Selong setelah diduga mengalami keracunan usai mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG). Kejadian ini mempertanyakan kembali standar kebersihan dan distribusi program pemerintah tersebut.

Siswi tersebut, Cici Widia Astuti, dilaporkan mulai merasakan gejala mual dan pusing hanya beberapa menit setelah menyantap makanan yang dibagikan di sekolahnya pada Selasa (19/8) lalu. Hingga Rabu (20/8), kondisinya belum menunjukkan pemulihan signifikan.

“Sampai sekarang perut masih terasa melilit dan badan sangat lemas. Saya belum bisa berdiri dengan normal,” ujar Cici dengan suara lemah saat ditemui di puskesmas.

Ia menduga kuat keracunan berasal dari lauk ayam goreng yang ia konsumsi. Menurut penuturannya, ayam tersebut sudah mengeluarkan bau yang tidak sedap dan memiliki tekstur yang terlihat tidak sehat.

“Baunya sudah tidak sedap dan teksturnya terlihat tidak sehat,” ungkapnya.

Kecurigaan ini tidak hanya dialami oleh Cici. Beberapa siswa lain juga dilaporkan mengalami gejala keracunan ringan, meski tidak sampai memerlukan perawatan intensif. Fakta ini semakin menguatkan adanya indikasi masalah pada kualitas makanan yang disajikan.

Menanggapi hal ini, Arif Rahman Hakim, ahli gizi yang bertugas di dapur penyedia MBG RA. Kartini Rakam, mengakui adanya kendala dalam proses distribusi. Ia menjelaskan bahwa waktu jeda antara pembuatan dan konsumsi yang terlalu lama berpotensi merusak kualitas makanan.

“Makanan sudah siap sekitar pukul 4 pagi, sementara distribusinya baru sampai di sekolah sekitar pukul 12 siang. Waktu jeda yang cukup lama ini bisa memengaruhi kualitas makanan,” jelas Arif.

Ia menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi secara serius terhadap sistem pengolahan dan pengantaran makanan. Hal ini dilakukan agar insiden serupa tidak terulang di masa depan dan tujuan program MBG untuk meningkatkan asupan gizi siswa dapat tercapai.

Pihak dapur penyedia MBG juga telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka atas kejadian ini. Mereka berkomitmen untuk memperketat pengawasan kualitas makanan di setiap tahapannya sebelum akhirnya dibagikan kepada para siswa. (SN/02)