SUARANUSRA.COM - Nilai transaksi perdagangan antara Jawa Timur (Jatim) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam dua tahun terakhir menunjukkan angka yang signifikan, mencapai Rp6,5 triliun. Hal ini diungkapkan langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dalam acara Misi Dagang dan Investasi di Mataram.
"Dalam dua tahun terakhir, mulai Februari 2023 sampai saat ini, transaksi dagang antara NTB dengan Jawa Timur Rp6,5 triliun," tegas Khofifah. Rabu (09/07/2025)
Yang lebih mencolok, transaksi ini memberikan surplus sebesar Rp5,2 triliun bagi neraca dagang Jawa Timur. Gubernur Khofifah menyatakan komitmennya untuk terus memperkuat hubungan dagang kedua wilayah guna memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas.
Bahkan di hari acara berlangsung, transaksi langsung menunjukkan dinamika yang tinggi.
"Pada jam 11.35 WITA transaksi kami sudah mencapai Rp851,5 miliar. Mudah-mudahan tembus Rp1 triliun, karena kami akan menutup (layanan) pada jam 5 nanti sore," kata Khofifah, menunjukkan antusiasme akan capaian hari itu.
Khofifah menjelaskan bahwa misi dagang ini digelar karena perdagangan antar wilayah, termasuk dengan NTB, merupakan kekuatan besar perekonomian Jatim. Untuk mendukung hal ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melakukan langkah konkret dengan membuka jalur kapal Long Distance Ferry (LDF).
"Kami sudah membuka Rute Ketapang (Banyuwangi) - Lembar (Lombok Barat) dan sudah beroperasi sejak tiga tahun terakhir. Tak hanya itu, kami juga membuka rute Jangkar (Situbondo) - Lembar. Tujuannya untuk mengurangi kepadatan truk di Pelabuhan Ketapang," paparnya.
"Long Distance Ferry memudahkan, memurahkan, dan mengefisienkan mobilitas manusia, barang, dan jasa," imbuh Khofifah.
Dia menegaskan bahwa pembukaan kedua jalur pelayaran ini secara signifikan meningkatkan konektivitas antara Jatim dan NTB, mencakup mobilitas barang, jasa, maupun manusia.
Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, menyikapi ketimpangan neraca dagang yang menguntungkan Jatim dengan sikap positif dan visioner. Iqbal menyatakan keikhlasannya dan menekankan upaya NTB untuk menjadi pemasok bahan baku yang andal bagi industri di Jawa Timur.
"Kalau pengusaha Jawa Timur kaya kami senang. Yang penting satu, kalau uangnya sudah kumpul, jalan-jalannya ke NTB dan habiskan uang-uang itu di NTB," ujar Gubernur Iqbal dengan nada bersahabat. "Kami kasih bahan baku dibuat jadi barang di sana dapat untung, untungnya kembalikan lagi ke NTB, jalan-jalan, dan datang ke NTB."
Pernyataan Gubernur Iqbal ini menyiratkan strategi jangka panjang NTB, di mana hubungan dagang yang erat dengan Jatim diharapkan tidak hanya mengalirkan bahan baku keluar, tetapi juga menarik investasi dan wisatawan dari Jawa Timur kembali ke NTB, menciptakan siklus ekonomi yang saling menguntungkan bagi kedua provinsi. (SN/02)
Comments