SUARANUSRA.COM – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. Lalu Muhamad Iqbal, menegaskan komitmen pemerintah provinsi dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem dan membangun fondasi ekonomi desa yang mandiri melalui peluncuran program Desa Berdaya. Hal ini disampaikan saat membuka kegiatan Bejango Desa di Desa Anjani, Lombok Timur, Jumat (18/07/2025) kemarin.

Dalam sambutannya, Gubernur Iqbal menyatakan bahwa acara Bejango Desa bukan sekadar merawat warisan budaya masa lalu, tetapi juga menjadi batu loncatan untuk membangun desa wisata yang berkelanjutan di masa depan.

"Fondasi desa wisata yang memiliki karakter kemandirian secara ekonomi. Dan saya sangat senang mendengar tadi bahwa pak Sekda bilang 101 desa yang ada di Lombok Timur sudah menjadi desa wisata," ujar Gubernur Iqbal, seraya menyoroti keberagaman budaya sebagai kekuatan desa-desa di Lombok Timur, seperti Tete Batu dan Kembang Kuning yang telah mandiri secara ekonomi.

Menyikapi keberagaman kondisi desa, Gubernur Iqbal memperkenalkan program strategis baru Desa Berdaya. Program ini dirancang dengan dua kategori pendekatan berbeda.

Disampaikan Iqbal, pendekatan Desa Berdaya akan membantu semua desa, baik yang sudah maju maupun yang belum berkembang. Sedangkan Pendekatan Desa Berdaya Transformatif akan khusus ditujukan bagi desa-desa yang masih masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem.

"Desa Berdaya Transformatif dikerjakan secara keroyokan, bukan saja oleh pemerintah provinsi tapi pemerintah kabupaten/kota, oleh LSM-LSM, perusahaan-perusahaan melalui CSR, keroyokan bareng. Sampai dalam waktu maksimal 2 tahun dia sudah tertransformasikan sehingga bisa berdiri di atas kakinya sendiri," jelas Gubernur Iqbal.

Program Desa Berdaya Transformatif menjadi ujung tombak dalam upaya pemerintah NTB untuk menghapuskan 106 desa dengan kategori kemiskinan ekstrem di seluruh provinsi pada tahun 2029. Secara keseluruhan, program ini juga bertujuan menurunkan angka kemiskinan NTB menjadi di bawah 10%.

Gubernur Iqbal menekankan bahwa tantangan terbesar dalam membangun desa adalah mengidentifikasi dan melibatkan semua pihak yang berkepentingan. Ia melihat acara Bejango Desa di Anjani sebagai bukti tumbuhnya semangat kolaborasi yang vital.

"Saya lihat semua UKM, UMKM ikut hadir. Semua masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat ikut hadir di sini. Mudah-mudahan semangat kolaborasi ini tetap terus tumbuh. Karena tidak ada satupun persoalan yang bisa diselesaikan hanya oleh satu orang," pungkas Gubernur.

Kehadiran berbagai elemen masyarakat dan pelaku usaha dalam Bejango Desa diharapkan menjadi cerminan model kolaborasi yang akan diperkuat melalui Program Desa Berdaya, khususnya Desa Berdaya Transformatif, untuk mewujudkan desa-desa NTB yang mandiri dan sejahtera. (SN/02)