![]() |
Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD dr. R. Soedjono Selong, dr. Badran Salim saat memberikan keterangan (foto/istimewa) |
SUARANUSRA.COM – Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R. Soedjono Selong membuka suara menanggapi kritik pedas dari Dr. M. Ali terkait pelayanan yang dinilai tidak memuaskan oleh salah satu dokter spesialis di rumah sakit tersebut.
Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Soedjono Selong, dr. Badran Salim, mengonfirmasi telah menerima laporan keluhan itu.
Dr. Badran menyatakan pihak rumah sakit akan segera memfasilitasi pertemuan antara Dr. Ali dan dokter yang bersangkutan, dr. Karsito, Sp.PD, untuk mendengar klarifikasi langsung dari kedua belah pihak.
"Memang ada laporan masuk. Besok akan kami fasilitasi pertemuan untuk klarifikasi," ujar dr. Badran kepada media pada Selasa (02//6/2025).
dr. Badran menjelaskan bahwa dokter tersebut sebenarnya telah pensiun dini. Namun, karena keterbatasan tenaga medis spesialis penyakit dalam yang mendesak, RSUD meminta bantuannya kembali sebagai tenaga harian.
"Kami akui kebutuhan dokter spesialis sangat mendesak, jadi beliau kami minta bantu," jelas dr. Badran.
Pertemuan klarifikasi yang dijadwalkan menjadi langkah krusial bagi manajemen RSUD untuk menyelidiki insiden ini secara mendalam dan mencari penyelesaian. Respons ini diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap layanan garda terdepan kesehatan di Lombok Timur ini.
Keluhan Dr. Ali bermula saat ia mendampingi anaknya ke Poli Penyakit Dalam RSUD untuk pemeriksaan kesehatan guna melengkapi persyaratan magang luar negeri. Awalnya proses berjalan normal, termasuk pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan hasil reaktif Hepatitis B pada anaknya – hasil yang sebelumnya sudah diketahui dari pemeriksaan di Mataram.
Suasana berubah ketika Dr. Ali meminta penjelasan lebih lanjut dan saran medis kepada dr. Karsito. Dr. Ali mengaku mendapat respons yang dingin dan tidak bersahabat.
"Beliau hanya bilang, 'Tidak ada dan tidak bisa diobati,' dengan nada tinggi," papar Dr. Ali.
Ia menambahkan dokter tersebut kemudian berdiri dan menunjukkan gestur yang membuatnya merasa terintimidasi. Kejadian memuncak saat mereka meninggalkan ruangan dan mendengar suara benda dibanting dari dalam.
"Kami keluar dengan perasaan syok, bingung, dan sangat terpukul. Saya dan anak saya pulang dengan luka batin," ungkap Dr. Ali.
Dia mempertanyakan standar layanan RSUD, khawatir masyarakat biasa tanpa latar pendidikan bisa mendapat perlakuan lebih buruk. (SN/01)
Comments