Sekretaris Komisi II DPRD Lombok Timur, Lalu Husnan Kariadi (foto/istimewa) 


SUARANUSRA.COM - Sekretaris Komisi II DPRD Lombok Timur, Lalu Husnan Kariadi angkat bicara perihal dugaan pemotongan gaji tenaga kesehatan (Nakes) berstatus honorer di Puskesmas Selong yang mengundang riuh dan tanggapan miring dari khalayak luas. 

Disampaikan politisi Partai Persatuan  Pembangunan (PPP) itu, jika betul alasan Kepala Puskesmas Selong memotong gaji dengan alasan pendisiplinan, tetap tak bisa dibenarkan, karena sejatinya banyak cara dan instrumen pendisiplinan lain yang bisa diambil oleh pimpinan.

"Kalau dia memotong gaji dengan dalih mendisiplinkan para Nakes itu, tetap saja tidak bisa dibenarkan. Berapa sih besaran gaji honorer itu? Sangat kecil sekali, jadi tolonglah kalau memang niat mendisiplinkan tetap harus manusiawi, dan masuk akal," katanya lugas. Jumat malam (16/05/2025)

Masih lanjut legislator dari Dapil Lombok Timur II itu, Nakes sejatinya harus mendapat penghormatan dan kesejahteraan yang lebih, sebab mereka adalah garda terdepan dalam melayani masyarakat, bahkan sampai harus bertaruh nyawa demi untuk membantu menyelamatkan orang lain.

"Nakes itu harusnya kita berikan kesejahteraan yang lebih baik, bahkan pemerintah harus tambah gajinya, ini kok ada indikasi pemotongan, miris sekali saya dengar selaku anggota Komisi II yang membidangi sektor kesehatan ini," bebernya.

"Padahal Puskesmas itu bersatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Salah satu manfaat dari status BLUD itu sejatinya berdampak pada peningkatan insentif para Nakes, karena diberikan ruang untuk mengelola keuangan mandiri juga sebenarnya di instansi BLUD itu. Tapi kok ini terbalik, ada indikasi pemotongan gaji," imbuh sosok yang juga Ketua DPC PPP Lombok Timur itu.

Atas polemik itu, dia menegaskan dalam waktu dekat, pihaknya akan memangil jajaran Dinas Kesehatan Lombok Timur dan Kepala Pukesmas Selong guna meminta penjelasan atas polemik tersebut.

"Pastinya kami akan panggil Kepala Puskesmas Selong atas indikasi itu. Kami juga akan minta penjelasan Kepala Dinas Kesehatan untuk memastikan indikasi serupa tak terjadi di puskesmas-puskesmas lain di Lombok Timur," tandasnya.

Pada pemberitaan sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Puskesmas Selong, Baiq Lilik Setiawati membantah melakukan pemotongan terhadap gaji Nakes seperti yang diungkap beberapa pegawai di Media Massa.

Dijelaskan dia, gaji yang diterima oleh Nakes di Puskesmas Selong dilakukan secara online by sistem, dan berani membuktikan jika pemotongan itu tidak pernah dan tidak mungkin terjadi. 

"Pemotongan itu tidak pernah ada, dan Insya Allah kami tidak akan pernah melakukannya," tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa jumlah pembayaran honor sejatinya dilihat dari beberapa item, di antaranya masa kerja, tingkat pendidikan dan tingkat kedisiplinan. 

Sambung dia, kinerja setiap pegawai akan diakumulasi secara sistematis lewat aplikasi dengan sistem point, yang mana kemudian point itu akan diolah oleh sistem untuk mengetahui jumlah pembayaran yang akan diterima.

Dirinya mengakui bahwa memang benar ada pengurangan point, apabila tidak masuk tanpa keterangan, tapi itupun yang dikurangi adalah point bukan uang. Karena sebelum dikonversi menjadi angka pembayaran, point itu diolah lagi oleh sistem. 

"Setelah itu, gaji itu akan masuk ke rekening masing-masing. Jadi saya heran, bagaimana mungkin bisa dipotong," tandasnya. (SN/01)