SUARANUSRA.COM - Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Polres Lombok Timur, diduga menjadi sarang pungutan liar (Pungli). Dugaan ini setelah banyaknya praktek kotor yang dilakukan oknum di dalam.

Mulai dari Pungli pada proses tilang saat razia atau operasi di jalan. Terbaru, praktek itu kini juga terjadi pada pengurusan pembuatan SIM.

Media ini berhasil mendapat rekaman video ketika Pungli ini dilakukan oleh petugas yang tengah operasi di wilayah depan area SPBU Pancor kala itu.

Modusnya, masyarakat diberikan kwitansi. Kemudian masyarakat mengisinya dengan uang yang sudah disepakati.

Dengan begitu aparat kepolisian yang berjaga di lokasi akan membebaskan masyarakat dari tilang.

Media ini melakukan konfirmasi kepada petugas tersebut, awalnya mereka mengelak dan membantah. Jika hal tersebut sebagai upaya masyarakat menitipkan uang pelanggaran kepada petugas yang akan disetor ke Bank.

"Untuk apa kamu rekam? Mereka menitipkan uang tebusan untuk kami setor ke Bank," ucap oknum petugas tersebut.

Proses pengurusan dan pengajuan pembuatan SIM, khususnya SIM C di Satlantas Polres Lombok Timur diduga menjadi sarang calo.

Hal ini lantaran para calo tersebut seolah-olah diperlihara oleh oknum anggota setempat.

Dari beberapa kali pantauan di lapangan. Nyatanya, aktivitas calo tersebut terbilang nyaman. Mereka mengaku lantaran sudah terbiasa berada di sana.

"Kami nyetor. Jadinya sudah tak jadi rahasia," ungkap salah seorang calo inisial S.

Ia menyebut, bukan hanya dirinya tapi banyak juga calo yang berasal dari dalam. "Ada juga kok itu bisa lewat PHL, atau orang yang duduk di depan. Terbuka, tinggal setuju atau tidaknya saja sama biayanya," terangnya.

Diakuinya, ia memasang tarif beragam untuk jasa pembuatan SIM C tersebut. Mulai dari Rp600 ribu sampai dengan Rp750 ribu. "Biasanya si mereka (masyarakat) tahunya dari mulut ke mulut," akuinya.

Disnggung perihal dugaan adanya setoran pembagian ke oknum anggota Polres Lombok Timur. Ia tak menampik hal tersebut.

"Kalau itu sudah pasti. Kami bagi saja, berapa ke sana (oknum anggota) berapa ke saya. Kami hanya memudahkan saja, daripada test dan butuh waktu lama," ujarnya.

Meski demikian dirinya tak ingin membuka identitas oknum anggota yang dimaksud

Sampai berita ini dimuat Kasat Lantas Polres Lombok Timur, AKP Tira Karista masih bungkam.

Upaya konfirmasi melalui pesan WhatsApp sejak kemarin tak kunjung mendapat balasan. (SN/02)