Ketua GSMD NTB, Muhrim dan Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur, Lalu Fathul Kasturi saat berdiskusi seusai jalannya hearing (foto/istimewa)



SUARANUSRA.COM - Ketua Gerakan Sarjana Membangun Desa (GSMD) NTB, Muhrim melakukan audiensi dengan distributor pupuk subsidi dan Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur, Lalu Fathul Kasturi, SP.


Pada kesempatan itu, Muhrim melontarkan protes jika petani selama ini membeli pupuk subsidi di atas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditentukan oleh pemerintah.


"Selama ini petani membeli pupuk subsidi di atas HET, jadi menurut kami itu adalah pelanggaran dan harus ditertibkan," katanya.


Masih lanjut dia, di tingkat bawah, ada kesepakatan antara pengecer dan Gapoktan berupa berita acara, yang dituding Muhrim dijadikan dalih untuk membenarkan pupuk dijual di atas HET.


"Itu yang terjadi di bawah, dan kami sesalkan Dinas Pertanian kurang memberikan pengawasan, karena tindakan menjual di atas HET itu apapun dalihnya adalah pelanggaran," tegas Muhrim.


Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur, Lalu Fathul Kasturi menyangkal apa yang disampaikan oleh Muhrim. 


Ditegaskan dia, selama ini pihaknya rutin melakukan inspeksi mendadak bersama Satgas KP3 ke tingkat pengecer. Hasilnya kata dia, tidak ditemukan pelanggaran.


"Sejauh ini kami di tim KP3 belum memberikan surat peringatan (SP) kepada pengecer yang ada di Lombok Timur, karena saat kami Sidak tidak ada pelanggaran yang kami temukan," ucapnya.


Dia pun memastikan, jika ada pelanggaran yang dilakukan oleh pengecer, maka pihaknya bisa merekomendasikan pengecer itu dicabut izin operisionalnya ke pihak distributor dan Pupuk Indonesia (PI).


"Kami tidak ada wewenang untuk memberhentikan pengecer, kami lewat tim KP3 hanya bisa merekomendasikan saja, karena itu wewenang distributor dan PI," ujarnya.


Disinggung soal ketersediaan pupuk subsidi di Lombok Timur, dia menyampaikan jika jumlah pupuk di Lombok Timur saat ini sudah lebih dari cukup, apalagi dengan adanya tambahan kuota dari pusat.


"Malahan sekarang bukan petani yang mencari pupuk, tapi pupuk yang mencari petani saking banyaknya," tandas Kasturi. (SN/01)