Bendera dengan lambang Partai Persatuan Pembangunan (foto/ilustrasi google) |
SUARANUSRA.COM - Secara mengejutkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak memberikan rekomendasi kepada TGH Hazmi Hamzar sebagai Calon Bupati Lombok Timur.
Padahal, kader senior partai berlambang Ka'bah itu sejak jauh-jauhari sudah menyatakan keinginannya untuk maju menjadi salah satu kandidat, bahkan beberapa baliho dirinya dengan politisi Partai Demokrat, HL Satriadi terpampang di beberapa titik strategis Lombok Timur dengan akronim paket TGH-Jadi.
Bak jauh panggang dari api, PPP justru belakangan memberikan rekomendasi kepada Paslon Hairul Warisin- Edwin Hadiwijaya untuk maju di bursa kontestasi elektor Pilkada mendatang.
Atas keputusan itu, sejumlah pihak menyebut langkah PPP itu sebagai langkah bunuh diri yang akan mengkerdilkan partai di tahun mendatang, seperti halnya yang disampaikan salah satu loyalis TGH Hazmi Hamzar.
“Sebuah langkah politik yang sulit dicerna akal sehat, tokoh sekaliber TGH Hazmi Hamzar yang puluhan tahun berjuang dan membesarkan PPP tidak didukung partainya maju di Pilkada," kata Ahmad Munaam penuh sesal.
Masih kata dia, padahal sesuai hasil Rapat Pimpinan (Rapim) Cabang PPP Lombok Timur yang dihadiri Ketua DPW PPP NTB, Muzihir telah memutuskan TGH Hazmi sebagai calon tunggal yang bakal diusung PPP.
Bahkan kata dia, Muzihir seperti yang beredar di media sosial telah mempertegas ucapannya, kalau Ketua Dewan Pembina Yayasan Maraqitta'limat itu sebagai calon tunggal yang akan diusung PPP di Pilkada Lombok Timur.
Tapi anehnya kata dia, hasil Rapim Cabang PPP Lombok Timu dan omongan Muzihir tidak sejalan dengan apa yang diucapkan.
"PPP itu partai Islam dan berlambang kiblat orang muslim yakni Ka'bah, kok mulut seorang politisi muslim berbeda dengan kesepakatan dan ucapnya" sebut dia tegas.
Lanjut dia, bagi sebagian politikus mungkin tindakan Ketua DPW PPP NTB itu adalah sesuatu yang biasa dalam politik. Tapi tidak bagi masyarakat yang awam politik, sikap dan tindakan Muzihir itu akan diingat oleh Kader PPP dan Jamaah Maraditta'limat sebagai penghianatan.
“Muzihir itu orang Mamben satu kampung dengan tuan guru bahkan masih ada hubungan keluarga. Perilaku Muzihir yang tidak senapas dengan omongannya akan menjadi catatan sejarah buruk yang dikenang masyarakat," ucapnya.
Menanggapi itu, Pengamat Politik Dr. Hamidi mengatakan idealnya setiap partai politik menginginkan kadernya maju dalam setiap kontestasi. Demikian juga dengan relawan atau pendukung dari seorang calon tentu mengharapkan dukungan dari partai yang telah dibesarkan.
"Akan tetapi politik sangatlah dinamis dan kadang dianggap tidak masuk akal seperti yang terjadi pada Pilpres 2024 yang lalu," ucapnya.
Hamidi mencontohkan turbulensi politik yang menyentak publik belakangan ini adalah keputusan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang tiba-tiba mengundurkan diri, ditengah hiruk pikuk Pilkada serentak yang sebentar lagi dibuka.
"Padahal partainya bagian dari partai pengusung yang memenangkan presiden terpilih Prabowo Subianto. Tapi inilah politik, semua bisa terjadi," ucapnya.
Kata dia, perubahan dan kejutan masih akan kita saksikan selama belum berada di meja KPU. Dinamika politik akan semakin memanas hingga menjelang pendaftaran.
"Sebab politik berbicara tentang kepentingan dan kekuasaan, menguntungkan atau menjanjikan kemenangan. Karena itu, siapapun bisa saja mendapat dukungan itulah realitas politik sekarang," tuturnya.
Lanjut dia, realitas politik yang berkembang baik di tingkat nasional maupun daerah memberikan pelajaran bagi kita, jika dalam politik tidak ada kawan atau lawan yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan dan kekuasaan.
"Berpikir dan berjiwa besar untuk terus melakukan ikhtiar adalah sikap yang paling menjanjikan. Kerja politik yang terencana dan terukur merupakan tindakan yang harus terus diupayakan tanpa mengabaikan dinamika politik yang berkembang," tandasnya. (SN/02)
Comments