![]() |
Pelaksanaan Gawe Slamet Desa Praja Yatim yang digelar oleh masyarakat dan Pemerintah Desa Montong Betok (foto/istimewa) |
SUARANUSRA.COM – Ratusan warga Desa Montong Betok, Kecamatan Montong Gading, Lombok Timur, berkumpul dalam suasana penuh kebersamaan pada acara “Gawe Slamet Desa Praja Yatim”. Senin (20/10/2025)
Tradisi sosial yang digagas masyarakat ini menjadi wujud nyata kepedulian terhadap anak-anak yatim di desa tersebut.
Acara yang dihadiri jajaran Forkopimcam Montong Gading dan Ketua Baznas Lombok Timur mewakili Bupati itu berlangsung hangat dan sarat nilai gotong royong.
Tidak hanya menjadi kegiatan santunan, Gawe Slamet Desa Praja Yatim juga diisi berbagai kegiatan budaya dan religius yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
Kepala Desa Montong Betok, Dian Asmara Desa, menjelaskan bahwa kegiatan ini telah dua kali digelar dengan tujuan utama membantu anak-anak yatim di desanya.
"Acara ini inti utamanya adalah menyantuni anak yatim se-Desa Montong Betok. Tapi sebelumnya juga ada kegiatan seperti nyekar di makam pendiri desa, membaca kitab kuno, nyair, prisean, jalan sehat, dan pelepasan burung merpati,” kata Dian.
Dian menegaskan bahwa seluruh pembiayaan kegiatan berasal dari swadaya masyarakat tanpa menggunakan dana desa. Semua kebutuhan acara dipenuhi secara sukarela oleh warga.
"Kegiatan ini murni hasil gotong royong warga. Tidak ada dana dari APBDes. Ini bukti kalau masyarakat Montong Betok masih kuat semangat kebersamaannya,” ujarnya.
Ia berharap Gawe Slamet Desa Praja Yatim bisa menjadi contoh bagi desa lain untuk menghidupkan kembali semangat sosial. Menurutnya, menumbuhkan kepedulian antar warga jauh lebih efektif ketimbang bergantung pada bantuan pemerintah.
“Kalau semua berharap dari pemerintah, tidak akan pernah cukup. Karena itu, warga yang punya rezeki lebih perlu ikut membantu. Kalau semangat zakat dan sedekah hidup, banyak persoalan sosial bisa selesai di tingkat desa,” jelasnya.
Tahun ini, panitia mencatat 103 penerima santunan, terdiri dari 101 anak yatim dan dua anak dari keluarga kurang mampu yang ikut khitanan massal.
“Dua anak itu kami bantu karena memang tidak mampu membiayai khitan sendiri. Jadi kami masukkan dalam kegiatan ini,” ungkap Dian.
Menariknya, jumlah santunan yang diberikan tahun ini meningkat cukup signifikan. Jika tahun lalu hanya Rp100 ribu per anak, kini naik menjadi Rp238 ribu berkat sumbangan warga yang terus bertambah.
“Dana yang terkumpul dari masyarakat langsung kami bagikan semuanya. Tidak ada yang disisakan, semuanya untuk anak-anak yatim,” katanya.
Dian mengapresiasi tingginya antusiasme masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Ia menilai, warga kini semakin paham bahwa Gawe Desa bukan acara pribadi kepala desa, melainkan tanggung jawab dan kebanggaan bersama.
“Sekarang warga sudah tahu, gawe desa itu milik masyarakat. Tahun ini semua ikut turun tangan, dari kawil, RT, sampai pemuda desa,” pungkasnya. (SN/02)
Comments