![]() |
Terlihat korban sesaat setelah dievakuasi dari TKP (foto/istimewa) |
SUARANUSRA.COM – Seorang pemuda berinisial MAS (24) ditemukan meninggal dunia dalam keadaan menggantung di dalam kamarnya, Kamis (8/40) pagi, di Dusun Permatan, Desa Gunung Malang, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur.
Korban teridentifikasi sebagai Muh Anggi Saputra, lahir di Permatan, 29 November 1999. Ia merupakan karyawan swasta dan beralamat di lokasi kejadian.
Peristiwa tragis ini pertama kali diketahui oleh mertua korban, Marni (50). Saat itu, sekitar pukul 08.30 WITA, Marni mengantarkan kedua anak korban, Alvaro dan Alparizi, ke rumahnya.
Korban diketahui tinggal sendiri setelah istrinya, Dwi Yeni, berangkat bekerja ke Singapura sejak empat bulan lalu.
Saat tiba, salah satu anak korban memanggil, namun tidak ada jawaban. Marni kemudian membuka pintu dan terkejut melihat korban sudah tak bernyawa dengan tali di lehernya. Marni pun berteriak minta tolong.
"Kemudian paman korban yang bernama Harun datang, melihat korban, dan segera mencari pisau untuk memotong tali yang digunakan korban," jelas salah seorang saksi, Sopian Sauri (39).
Setelah mendapat laporan dari anggota di tempat kejadian, Kapolsek Pringgabaya, AKP Gede Gisiyasa, SH, segera mengkoordinasikan penanganan. Atas permintaan pihak kepolisian, jenazah kemudian dibawa ke Puskesmas Labuhan Lombok (PKM Lb Lombok) untuk dilakukan pemeriksaan luar.
Hasil pemeriksaan luar oleh dr. Ainul dari PKM Lb Lombok menyatakan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau luka di sekujur tubuh korban.
"Hanya ada bekas jeratan tali berbentuk huruf V sepanjang 30 cm dan lebar 1,5 cm. Diperkirakan korban meninggal dunia sekitar 5 jam sebelum ditemukan," demikian kutipan hasil pemeriksaan.
Pihak keluarga korban telah menerima kematian MAS dan menyatakan bahwa kematian tersebut murni akibat gantung diri. Keluarga juga telah membuat Surat Pernyataan tidak keberatan dan Pernyataan Penolakan Otopsi.
Kepolisian Sektor Pringgabaya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait motif di balik tindakan korban. Masyarakat diharapkan dapat menghormati duka keluarga yang ditinggalkan. (SN/02)
Comments