SUARANUSRA.COM – Menyikapi tingginya kasus stunting yang masih menghantui Lombok Timur, Wakil Bupati (Wabup) Lombok Timur, H. Moh Edwin Hadiwijaya, menegaskan bahwa pencegahan harus dimulai jauh lebih awal, bahkan sebelum pernikahan.
Pernyataan ini disampaikan dalam acara Monitoring dan Evaluasi Program Gizi untuk Saluran Cerna Ideal dengan PMT (Gusi) Plus di Kantor Desa Sukadamai, Kecamatan Jerowaru. Senin (11/08/2025)
Wabup Edwin menekankan bahwa upaya pencegahan stunting tidak boleh terpaku hanya pada seribu hari pertama kehidupan (sejak janin hingga anak usia dua tahun), tetapi harus mencakup persiapan sejak calon pengantin.
Fokusnya pun, menurutnya, harus menyeluruh, tidak hanya pada anak, tetapi juga pada ibu hamil dan menyusui.
"Kita harus mulai berpikir pencegahan stunting sejak sebelum pernikahan. Ini bukan hanya urusan anak, tapi juga kesehatan ibu hamil dan menyusui," tegas Wabup Edwin, seperti dikutip dalam acara tersebut.
Wabup Edwin juga menyoroti pentingnya pemberian makanan tambahan (PMT) yang dilakukan Puskesmas, seperti dalam Program Gusi Plus, sebagai langkah konkret untuk mencegah anak-anak dengan gizi kurang berkembang menjadi stunting. Ia memberikan apresiasi terhadap inisiatif ini.
Namun, untuk memastikan intervensi lebih tepat sasaran, Wabup Edwin meminta adanya pendataan yang lebih akurat. Ia meminta data anak penerima PMT dipisahkan secara jelas antara yang mengalami gizi kurang dan yang sudah tergolong stunting.
"Kita perlu data yang memisahkan anak gizi kurang dan stunting. Dengan begitu, pola dan intervensi yang kita lakukan bisa lebih fokus dan efektif," jelasnya.
Dia pun meminta dukungan penuh dari Puskesmas, kader posyandu, dan pihak desa dalam memperkuat sistem pendataan ini.
Sebelumnya, Kepala Puskesmas Sukaraja, Muksin Effendi, menyampaikan harapannya bahwa kegiatan Gusi Plus ini dapat memotivasi para ibu untuk lebih memperhatikan kualitas kesehatan anak, terutama Balita (di bawah dua tahun).
Acara ini, menurutnya, menjadi momentum penting untuk mengevaluasi hasil intervensi gizi bagi anak kurang gizi di wilayah binaan Puskesmas Sukaraja.
"Pemahaman tentang stunting dan pemanfaatan bahan pangan lokal untuk pengolahan makanan bergizi sangat krusial. Ini diharapkan menjadi kunci mencegah munculnya kasus stunting baru," ujar Muksin Effendi.
Dalam kegiatan tersebut, selain pemberian PMT berbahan pangan lokal, juga dibagikan probiotik kepada 30 anak sasaran. Probiotik diberikan untuk membantu menjaga daya tahan tubuh dan meningkatkan penyerapan nutrisi.
Dari 30 anak penerima manfaat, 21 berasal dari Desa Sukadamai dan 9 lainnya dari Desa Sukaraja.
Program Gusi Plus yang melibatkan pemberian PMT lokal dan probiotik ini menjadi salah satu upaya strategis Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, melalui Dinas Kesehatan dan Puskesmas, untuk memerangi stunting secara lebih terarah, dengan dukungan pendataan yang lebih baik seperti yang ditekankan Wabup Edwin. (SN/01)
Comments