Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Lombok Timur, Lalu Mulyadi, M.T saat memberikan keterangan (foto/istimewa)


SUARANUSRA.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Timur menyatakan wilayahnya tidak mengalami dampak signifikan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, meskipun beberapa wilayah diguyur hujan lebat yang melanda sebagian Pulau Lombok pada Minggu (06/07) kemarin.

Keberhasilan itu diklaim sebagai buah dari upaya mitigasi intensif selama dua tahun terakhir yang selalu dilakukan.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Lombok Timur, Lalu Mulyadi, M.T menjelaskan bahwa normalisasi sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang kerap meluap menjadi langkah kunci pencegahan banjir. Upaya ini dilakukan secara merata di seluruh wilayah Lombok Timur.

"Upaya dan langkah mitigasi bencana seperti normalisasi sungai hampir merata kita lakukan di semua wilayah Lombok Timur selama dua tahun belakangan ini, dan alhamdulillah dampak baiknya kita rasakan sekarang," tegas Mulyadi saat dikonfirmasi Senin (07/07/2025).

Keberhasilan mitigasi ini tercermin dalam Indeks Ketahanan Bencana Daerah Lombok Timur yang mencapai 1,57. Angka ini dinilai cukup tinggi dan lebih baik dibandingkan kabupaten/kota lain di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Indeks ketahanan daerah kita 1,57. Angka ini cukup tinggi, dan akan terus kita jaga atau tingkatkan untuk menjaga kesigapan kita menghadapi bencana," ujar Mulyadi. 

Meski berhasil melalui hujan lebat terkini tanpa dampak besar, Mulyadi menegaskan kesiapsiagaan tetap diprioritaskan. Berdasarkan hasil pemantauan dan asesmen BPBD setempat, terdapat 43 desa/kelurahan di Lombok Timur yang teridentifikasi rentan terhadap bencana hidrometeorologi, seperti banjir rob, banjir bandang, dan tanah longsor.

"Untuk saat-saat ini kita tetap siap siaga jika terjadi bencana atau hal-hal yang tidak kita inginkan, terutama di 43 desa yang berdasarkan mitigasi kami rentan mengalami bencana hidrometeorologi," jelasnya.

Koordinasi rutin dilakukan dengan Stasiun Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Zainuddin Abdul Majid di Lombok Barat. BMKG memprakirakan intensitas hujan masih akan cukup tinggi hingga tanggal 11 Juli 2025 mendatang.

Untuk mengantisipasi potensi bencana, BPBD Lombok Timur telah menurunkan personel setiap hari untuk memantau wilayah-wilayah rawan. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD juga disiagakan 24 jam untuk memberikan respons cepat.

"Tiap hari kami terjunkan personil untuk melakukan monitoring di semua wilayah yang teridentifikasi rawan bencana. Kita juga tetap menyiagakan personil TRC BPBD selama 24 jam untuk memberikan respon cepat jika terjadi bencana di wilayah kita," imbuh Mulyadi.

Kepala BPBD juga memastikan koordinasi dan kolaborasi dengan unsur-unsur potensi Search and Rescue (SAR) di Lombok Timur, seperti Basarnas, Damkar-Mat, TNI/Polri, dan relawan, berjalan sangat baik dan siap diterjunkan kapan pun.

"Patut kami syukuri juga koordinasi kami dengan unsur SAR seperti Basarnas, Damkar-Mat, TNI/Polri dan relawan berjalan baik dan itu sangat berarti saat terjadi kondisi darurat atau bencana."

Mulyadi kembali mengimbau masyarakat Lombok Timur untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga lingkungan, khususnya dengan tidak membuang sampah sembarangan ke saluran air, drainase, atau sungai. Sampah menjadi salah satu faktor pemicu banjir saat curah hujan tinggi.

"Kami tak henti-hentinya mengimbau kepada masyarakat Lombok Timur untuk tidak membuang sampah di aliran air, seperti di saluran drainase, sungai dan lainnya," tandasnya. (SN/01)