![]() |
Terlihat tenaga kesehatan lingkup Dinas Kesehatan Lombok Timur saat menjalani pelatihan (foto/istimewa) |
SUARANUSRA.COM - Dinas Kesehatan (Dikes) Lombok Timur (Lotim) dan UNICEF melakukan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan (Nakes).
Hal ini dalam rangka memberikan pelayanan tata kelola penyakit pneumonia, diare dan TBC pada anak.
“UNICEF sudah sangat banyak membantu kita di Dinas kesehatan, terutama untuk meningkatkan kapasitas para tenaga kesehatan kita dalam memberikan pelayanan tata kelola penyakit pneumonia, diare dan TBC,” terang Kepala Dinas Kesehatan Lotim H Patturrahman, Kamis (13/02/2025)
Menurutnya bantuan dalam bentuk peningkatan kapasitas ini sangat baik.
Mengingat dengan sumber daya manusia (SDM) yang baik, menjadi salah upaya untuk mengurangi tingkat kesakitan dan kematian penderita pneumonia, diare, dan TBC.
Menurutnya, percuma memiliki obat-obatan dan peralatan lengkap jika tidak didukung oleh SDM yang berkualitas.
“UNICEF selama ini banyak membantu kita. Seperti pengelolaan BLUD Puskesmas atau Perencanaan Puskesmas. Dan hari ini kita kembali dibantu untuk meningkatkan SDM,” bebernya.
Peningkatan kapasitas ini, selain diikuti nakes, juga lintas sektor. Mengingat masalah kesehatan tidak hanya tugas dan tanggung jawab dinas kesehatan.
Dinas kesehatan berperan dalam penanganan, sementara untuk pencegahan dilakukan oleh pihak-pihak yang berada di luar kesehatan.
“Melalui pertemuan ini kita akan bedah kenapa penemuan kita sedikit. Karena siapa tahu orang tidak tahu kalau dirinya kena Pneumonia,” jelasnya.
Dirinya berharap nakes di Lotim tidak jemawa dengan sedikitnya penemuan kasus di tengah masyarakat. Mengingat tiga penyakit tersebut kerap dianggap hal biasa oleh masyarakat.
Perwakilan UNICEF NTB-NTT, dr Vama Chrisna Taolin menyebutkan kasus diare dan pneumonia pada anak menjadi perhatian pemerintah pusat.
Mengingat penyakit tersebut merupakan salah satu penyakit penyumbang kematian anak di Indonesia.
Terlebih pemahaman masyarakat terkait penyakit ini sangat kurang sehingga sering diabaikan.
“Bahkan masyarakat juga kerap menganggap bahwa penyakit diare merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangan anak. Padahal hal itu mengakibatkan kesehatan anak menjadi menurun, terutama dari sisi asupan makanan dan pola hidup,” bebernya.
Berdasarkan data dari WHO, Indonesia merupakan negara penyumbang kedua terbesar kasus TBC di dunia setelah India. Untuk itu penyakit ini diharapkan menjadi perhatian bersama.
“Apalagi salah satu program dari presiden adalah pengobatan gratis , meningkatkan kualitas rumah sakit kabupaten, dalam rangka menurunkan kasus TBC 50 persen dalam lima tahun,” pungkasnya. (SN/01)
Comments